Selamat

Selamat datang di Santri Gubrak
Media Santri Nasionalis, Pluralis dan Indonesianis

Rabu, 26 Januari 2011

Humor Santri

Jin dan perokok berat


Suatu ketika ada tiga orang masing-masing pemabuk, penggila wanita dan satunya lagi perokok berat

menemukan kendi ajaib.Saat menggosok-gosok nya ternyata ada jin bebas keluar dari kendi tersebut. Karena telah berjasa terhadap jin itu, ketiga orang ditawari imbalan oleh jin sesuai dengan permintaanya.

Si pemabuk minta arak dengan segala jenis. Si penggila wanita pun demikian mendapat kiriman wanita-wanita cantik dibawa ke kamar si penggila wanita tadi.

Sang perokok berat pun meminta hal sama. Ia meminta rokok berbagai merk untuk dirasakan sepuasnya. Setelah diberikan hadiah tadi, Mereka menikmati pemberiannya di kamar masing-masing.

Esok harinya, jin tadi mengecek kepada masing-masing kamar ketiga orang tersebut.

Kamar pemabuk, orangnya lunglai terkapar mati kebanyakan minum arak, begitu  pula si penggila wanita mati kehabisan tenaga bersama wanita-wanita tadi.

Namun, ketika membuka kamar sang perokok berat, jin kaget karena  orang tadi masih segar bugar.

Si perokok berat dengan gagahnya keluar kamar sambil memukuli jin tadi.

” kamu itu gimana to jin, ngasih kesenangan rokok, tapi aku gak bisa menikmati pemberianmua,”kata orang tadi. “Kok bisa…”tanya Jin.

“Lha kamu tuh aneh, mosok ngasih rokok gak ada koreknya. Kapan menikmatinya.”gerutu perokok sambil memukul wajah  sang Jin.

OOOOOOalaah. Ternyata sang perokok dituruti kemauannya tanpa diberi korek api. Tentu saja  perokok berat tidak bisa menikmati pemberian jin..


Mahbub Djunaidi Mendebat Malaikat


Nahdlatul Ulama punya tokoh pers yang masyhur di negeri ini. Selain sukses memimpin Duta Masyarakat, koran milik NU, di era 50 hingga 70-an, mendiang Mahbub juga lihai menulis esai-esai. Esianya sangat khas, unik, dan oleh karena itu berkarakter.

Salah satu karakter yang melekat pada tulisan-tulisannya adalah humor. Ya, dalam tulisan, dia adalah pendekar humor, di samping tentu saja gesit berargumentasi.

Saking pandainya berargumentasi dan menggelontar humor, sampai-sampai dia diimajinasikan berdebat dengan malaikat di pintu pengadilan akhirat.

"Ya Mahbub, silahkan cuci dulu tubuh Anda di kolam sebelah kiri," perintah malaikat sambil mengarahkan tongkatnya ke kolam hitam dan berasap.

"Sebentar Bang. saya sedang kena deadline, ditunggu tukang layout ini." jawab Mahbub.

"Bang-bang, emangnya saya abang mi. Lagian, apa itu deadline dan tukang lay out?" tanya Malaikat.

"Walah Bang-bang, ente dealine aja tidak tahu. Kaya gitu berani perintah ane. Sudah, ane mau langsung ketemu Guse aja," bentak Mahbub.

"Guse itu siapa? tanya Malaikat.

"Ya Gusti Allah. Siapa lagi?"


Tetap Saja Seperti Biasanya


Cerita ini adalah cerita nyata yang diceritakan oleh Naib Amirul Haj 1431 H KH Hasyim Muzadi. Menurut Kiai Hasyim -sapaan akrab KH Hasyim Muzadi, percakapan berikut ini adalah kisah nyata antara dirinya dengan salah seorang pembantu di Pesantrennya al-Hikam Malang Jawa Timur.

"Pada waktu itu sebelum berhaji bersama keluarga dan beberapa orang yang membantu khidmah (bekerja) di Pesantren al-Hikam, saya menerangkan tentang tata cara haji kepada rombongan," tutur Kiai Hasyim memulai ceritanya, Kamis (18/11).

"Di antara pilihan tata cara haji itu ada yang dinamai haji Tamattu', yaitu melakukan umroh terlebih dahulu, baru kemudian berhaji. Ada haji Ifrod, yaitu melakukan haji dahulu baru kemudian Umroh. Dan terakhir adalah haji Qiron, yaitu melakukan haji dan umroh sekaligus," terang Kiai Hasyim.

"Kita boleh memilih manakah di antara nama haji-haji itu yang akan kita pakai. Apakah haji tamattu', Ifrod ataukah Qiron," pungkas Kiai Hasyim.

Seusai bercerita, Kiai Hasyim bertanya kepada salah seorang pembantunya yang bernama Sholeh. "Jadi nanti kamu mau haji apa leh? Mau haji tamattu' atau haji ifrod?"

Dengan lugunya, Sholeh menjawab, "Tidak Pak Kiai, saya mau tetap saja seperti biasa, tidak usah ganti nama. Saya mau jadi Haji Sholeh saja."

"Ha?............??/


Tips Do'a Kilat Khusus Bagi yang Super Sibuk


Do'a itu macam-macam jenisnya, ada yang panjang-panjang, ada pula yang pendek-pendek. Bagi mereka yang punya banyak waktu luang bisa memilih do'a yang panjang-panjang, dan bagi mereka yang sibuk boleh memilih do'a yang pendek-pendek, yang penting do'anya dimunajatkan dengan khusyu' dan ikhlas.

Kalau misalnya anda kebetulan menemui moment yang super sibuk, jangan lupa untuk tetap berdo'a. Misalnya anda memilih do'a yang pendek, do'a yang sudah pendek itu boleh diwinzip atau dikompress menjadi lebih singkat dan padat, yang biasanya satu paragraf menjadi satu baris saja. Lho..., gimana caranya???

Gampang,...
Pertama, inventarisir dulu apa yang akan anda minta dari Tuhan. Boleh dengan membuat daftar permintaan.

Kedua, yakinkan diri anda. Apakah permintaan anda itu sudah cukup atau belum, atau mungkin ada yang mau ditambahkan ataupun dikurangi.

Ketiga, jangan sekali-kali berburuk sangka bahwa do'a anda tidak akan dipenuhi Tuhan. Dari pada su'udzon kepada Tuhan mendingan nggak usah berdoa saja. Karena itu sama saja dengan buang-buang waktu.

Keempat, jika poin di atas sudah selesai, bubuhkanlah bacaan basmallah, hamdallah, dan shalawat Nabi sebelum anda memanjatkan permintaan anda kepada Tuhan, agar do'a anda sampai ke tujuan dan tidak terkatung-katung di bawah  'Arsy.

Kelima, gantilah daftar permintaan anda yang banyak tadi dengan kalimat sederhana dan singkat yang bunyinya kira-kira begini: "Ya Allah Yang Maha Tahu, Engkau Tahu yang Aku Mau, Maka Kabulkanlah Permintaanku, Amiiin"

Jika ternyata do'a anda tidak dikabulkan Tuhan, jangan segan-segan untuk sering-sering berdo'a kepada-Nya, karena pada akhirnya Dia akan merasa iba juga kepada anda, karena Tuhan memang memang Maha Iba kepada semua makhluk-Nya.


Kata Gus Dur, Sakit Gigi Lebih Sakit dari Sakit Hati


Saat Gus Dur sakit gigi, ia masih bisa bergurai. Kepada seorang pengawalnya ia bergumam, ”Ternyata sakit gigi itu lebih sakit dari sakit hati.”

”Lho kog bisa Gus? Bukannya malah terbalik, sakit hati itu lebih sakit rasanya dibanding sakit gigi?” kata pengawal Gus Dur, mungkin dia mengingat syair lagu dangdut Meggi Z.

Tapi Gus Dur langsung menjawab, ”Lha wong sekarang saya sakitnya sakit gigi kog,” katanya.

Pengawal Gus Dur itu tak bisa menjawab.

 http://www.nu.or.id/page.php

1 komentar: